Agar Engkau Tidak Terlambat


Agar tidak akan pernah terlambat…..
Cerita ini terjadi ketika saya pulang syuro dan melanjutkan perjalan menuju sebuah mall bersama 2orang teman lainya, diperjalanan saya teringat tidak memiliki uang Rp.1.000,00 yang ada uang pecahan Rp. 50.000-an jadilah saya meminjam uang pada pada teman saya yang berboncengan, dan ketika sampai diposko parkir, teman tersebut menyerahkan 2lembar uang Rp. 1.000 lalu mengambil karcis parkir yang saya pikeir diambil 2sekaligus, lalu kami menuju tempat parkir. Setelah kira-kira setengah jam di mall dan barang yang dicari tidak ada kamipun meninggalkan area parkir, salah seorang teman mengingatkan untuk memperlihatkan STNK jika keluar nanti, lalu saya keluarkan STNK motor dan bertanya apakah karcis saya ada padanya, karena saya tidak mengambil karcis tadi dan perkiraan saya dia yang mengambikan. Diluar dugaan saya ternyata tidak ada, saya agak kebingungan, teman yang memboncengi teman saya yang membayarkan tadipun menenangkan, katanya” ga papa kok..bilang aja sama petugas nanti kalo karcis anti kececer dan hilang”, saya tetap tidak yakin dan dia meyakinkan kembali, karena mau cepat akhirnya saya ikuti sarannya. Begitu tiba diposko parkir keluar teman saya ada didepan, begitu giliran saya, saya perlihatkan STNK saja petugaspun bertanya “karcisnya mana?”,
Saya bilang “ga ada pak”,
“kececer ya”
“iya, pak”
Petugaspun menyerahkan STNK saya pada petugas yang lainnya dan meminta saya untuk mengikuti petugas tersebut untuk menepi. Dan dia mulai menanyai saya persis sama dengan pertanyaan petugas sebelumnya. Teman saya yang tadinya ingin langsung pergi mengurungkan niatnya, mungkin khawatir.
Petugas keamanan tersebut meminta saya keposko masuk untuk klarifikasi, namun tiba-tiba datang petugas lain yang beseragam sama melihat SNTK saya. Lalu berkata “wah lain bubuhanku ni, kali bubuhanku kada papa. Lewat aja”*. Geram juga saya mendengarnya. Lalu petugas itupun meyakinkan saya untuk tetap kembali kepetugas posko masuk. Teman saya tadi belum turun dari motornya. Di benak saya bukan kembali keposko masuk tapi melarikan diri, toh STNK sudah dikembalikan ke saya, tapi gagal karena petugas menyadarinya, akhirnya saya pun ditunjukkan jalan untuk kembali keposko.
Teman saya tadi sepertinya makin khawatir, diapun turun dari motor dan menemani saya kembali. Sesampainya di posko masuk saya melihat petugas keamananya senyum-senyum duluan, di hati curiga juga, ini petugas kayaknya sudah tahu nih, karena HaTe-nyakan nyala terus.
“Pak, udah tahu laporannyakan?” Tanya saya langsung kurang sopan
“Kenapa, karcisnya hilang ya?” petugas tersebut balik bertanya
“Ngga’ hilang pak, tadi ga’ di ambil, saya kira dah di ambil teman saya karena tadi di bayar 2 sekaligus” jelas saya
“tadi didepan bilangnya apa? Kececer ya?” petugas men-tek saya langsung
Malu juga ketahuan bohong, pengenya menjelaskan karena ingin pulang cepat dan dikira ga’ papa rasanya terlalu meremehkan, saya dan teman senyum masam.
“lain kali hati-hati ya, karena kehilangan karcis ini bisa bayar Rp. 10.000 untuk menggantinya”
“iya, pak”. Mahal juga pikir saya, lalu saya meminta maaf, mengucapkan terimaksih dan memalingkan motor, teman saya masih berbicara dengan petugas, sepertinya menjelaskan mekanismenya. Tak lama, lalu kami menuju posko keluar dan tanpa masalah kamipun pergi.
Diperjalan saya jadi berpikir, malu banget rasanya ketahuan bohong hanya untuk praktis dan ingin cepat tapi melangkahi mekanisme. Toh aturan dibuat untuk di taati bukan dilanggar. Dan mengikuti aturan lama tak selamanya juga benar, bisa saja peraturan berubah sewaktu-waktu, lalu apa salahnya jika mengikuti aturan? saya pun jadi geregetan pada diri sendiri.
Tanpa berusaha mencari-cari kesalahan orang lain, pikiran sayapun beralih pada petugas keamanan yang melihat STNK saya dan berkata” wah lain bubuhanku ni, kalau bubuhanku kada papa. Lewat aja”,dalam hati saya “berarti bisa saja kalau saya adalah salah satu dari kerabatnya ataupun teman2nya lolos gitu aja” .
Aneh juga rasannya, ternyata petugas keamanannya pilih-pilih, saya jadi nyebutnya KORUPSI nih, masa hukum tidak ditegakan bila hal yang terjadi pada saya juga terjadi pada “bubuhan”nya petugas tersebut? alhamdulillah saya ketangkap dan bisa minta maaf dan Alhamdulillah petugas tadi bukan hakim ataupun jaksa(ups!)
Pada manusia teladan terbaik hingga akhir zaman, yaitu Rasulullah Muhammad SAW yang pernah mengatakan untuk memotong tangan anaknya tersayang Fatimah Az-Zahro jika ia mencuri , karena Rasulullah memandang bahwa siapapun yang berlaku salah, menegakan keadilan itu jangan timpang, hukumnya untuk siapa saja jika ia terbukti bersalah, tanpa memandang status siapa penegak dan siapa yang melanggar.
Alangkah memalukannya jika kita(termasuk saya dan siapapun anda yang pernah melakukan kebohongan dalam bentuk apapun)tidak mentauladani utusan dari Allah tersebut. Padahal ia diturunkan oleh Allah sebagai manusia biasa yang ia hidup dan juga mati, makan dan minum, berjalan dan berlari, tertawa dan juga menagis. Padahal ia diutus dengan amanah besar demi untuk menyelamatkan umat manusia.

Agar tidak akan pernah terlambat,,,
Firman Allah pada surah at-Taubah: 119
“hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur”
Dan Al-Qur’an surah Muhammad:21
“jikalau mereka jujur kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”
“Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan kepada syurga. Sesungguhnya seorang biasa berlaku jujur hingga ia disebut siddiq. Sedangkan dusta mengantarkan kepada perilaku menyimpang (dzalim) dan perilaku mnyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya seseorang terbiasa berlaku dusta hingga ia disebut pendusta besar.”
Jujur dihasilkan dengan latihan, dan dapat dipelajari dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun, karena ia adalah hak dan milik siapapun.
Agar tidak akan pernah terlambat…
Rasulullah mengatakan bahwa dusta akan mengantarkan kepada perilaku menyimpang
Contoh nyatanya adalah kejadian diatas yang saya ceritakan ketika setelah saya berbohong, lalu diberi kelonggaran sedikit(ketika STNK dikembalikan) saya berniat melarikan diri, itulah perilaku menyimpang yang saya maksudkan, waktu itu saya tidak ingin mempertanggung jawabkannya, saya ingin lari dari kesalahan. Seandainya saya benar-benar lari (Alhamdulillah tidak..)maka mungkin saya akan mendapatkan kalimat “perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka”. Naudzubillah stuma naudzubillah min dzalik
Namun sebelumnya Rasul-pun mengatakan bahwa kejujuran mengantarkan kepada kebaikan.
Akhirnya saya menuju posko masuk dan berkata jujur lalu meminta maaf (taubat), dan petugas memberikan karcis parkir saya lalu saya pulang dengan mudahnya. Dan semoga kejujuran ini akan menuju kejujuran-kejujuran lainya dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Agar tidak akan pernah terlambat…
Bahwa dosa itu apapun bentuknya, sesungguhnya ia akan menghambat menuju kebaikan dan menjadikan terlambat untuk menuju jannahnya.
(seperti halnya ending cerita diatas saya terlambat tiba dirumah karena berbohong pada petugas dan berurusan terleih dahulu (menerima ganjaran) untuk mendapatkan kebaikan setelahnya)
So! Jangan pernah mampir dulu keneraka baru kesyurga
But! Langsung aja kesyurga..meskipun engkau tahu neraka.

0 komentar:

Posting Komentar